Saat ombak mulai berbisik cinta pada pasir
Membuat angin tak mampu berkutik
Hingga langit menangiskan hujan
Membungkam kemarau
Yang tak lagi bisa tertawa
Maaf kubukan pujangga pelantun nada
Serak suara membuat kupingmu bernanah
Namun kukan terus dendangkan irama
Hingga bola matamu tangiskan darah
Ini bukan lirik cinta
Bukan pula nyanyian dusta
Ini hanya penggalan kata
Saat coba bertahta di ujung lidah
Saat kau memutar balikkan fakta
Aku bagai seorang nahkoda tanpa perahu
Menerjang ombak dengan sebilah bambu
Terlentang diantara tiang penyangga
Hingga membuat ragaku sakit jiwa
Bumi seolah bernyanyi
Tertawakan kaki yang tak mampu lagi berdiri
Namun aku harus terus berlari
Walau hanya bermodal insting dan naluri
Telah kugambarkanmu sebagai babi berkepala anjing
Mulutku tak sanggup lagi berkata mesrah
Hingga sumpah serapah terlahir dari kedua lobang hidung
Lantunkan kata-kata bijak penuh amarah
Perlahan cahaya terang mulai redup
Kertas yang dulunya putih berubah menjadi hitam
Bulan takkan akan lagi mampu beri cahaya dalam gelap
Tak ada lagi coretan pena pada sebongkah batu pualam
Hitampun mulai berbisik
Menghardik seolah bisikkan kata mesra
Bujuk rayu setan mulai menggoda
Hingga setia akan menjadi legenda
Menunggu mungkar sang malaikat pencabut nyawa
Dari tangan penuh dosa
Kuberserah menikmati kecewa
Kecewa pada ambisi yang membabi buta
Tak ada lagi sapaan kawan
Yang ada hanya urusan menjatuhkan tahta
Bebaskan ku pergi
Aku ingin mencari pelabuhan hati
Aku tak ingin lagi terikat pada jangkar
Karna kutak ingin terlempar karena lapar
Dari dosa-dosa yang pernah tercipta
Kau tutup semua dengan jutaan kata indah
Dirimu hadir seperti pujangga
Dalam gelap yang tak mungkin terang
Hitam pekat masih membelenggu
Tangis air mata seolah berkabung
Atas perginya sosok cinta sejati
Terkubur bersama tenggelamnya pagi
Takkan ku ulang lagi
Cerita duka bertopeng tawa
Dan tangis sendu yang semakin liar bertahta
Hingga langit berselimut kabut abadi
pertamax membaca puisi ini sob hitam warna kesukaan saya lho
ReplyDeletePuisi yang sangat indah sobat. Cerita cinta memang selalu menarik untuk ditulis.
ReplyDeletelanjutkan menulisnya mas,,, semoga nanti menjadi penyair nasional... amin
ReplyDeleteselamat week end,,
visit back oke blog nice
ReplyDeletevisit back http://fortado-blog.blogspot.com
ReplyDeletePuitis bangt Kakanda Prabu.
ReplyDeleteih keren yah,,,bisa bikin puisi... gue gak pernah bisa bikin beginian... -_-
ReplyDeleteKeren mas puisi hitam ini, T.O.P dah :bd
ReplyDeleteFree Traffic, No Surfing Required (25.000 Hits/Hari TANPA SURFING)
ReplyDeleteAda pepatah “Sekali dayung, 2 pulau terlampaui”. Didalam melakukan surfing untuk mendapatkan traffics/kunjungan saya menggunakan pepatah “SEKALI DAYUNG, 20 PULAU TERLAMPAUI”
Terimakasih atas kunjungannya
ReplyDelete