Saturday, September 1, 2012

Sepenggal Kata Diatas Prasasti


Semakin dingin malam kurasa
Saat bulan coba terangi hati yang hampa
Walau tanpa angin yang menerpa
Namun terasa menusuk dan buyarkan asa

Saat ini ku butuh pengahangat
Mesiki telah kuselimuti diri dengan Kafan
Namun dinginnya malam masih menusuk dan menembus tulang

Tak sadar hari baru tlah berganti
Pertanda sisa hidup sebentar lagi habis
Ku renungkan diri atas dosa yang tanpa sadar telah terjadi
Aku memang pendosa yang tak pernah jera dengan mimpi

Maafkan aku tuhan,, aku hanya penikmat imaji
Tak bisa secepat itu ku ubah hayalan menjadi mimpi
Tak pernah bisa ku gapai terang yang hiasi hari
Dan tak bisa ku ubah kertas menjadi sebuah ilusi

Aku hanya seorang pemahat prasasti
Pengukir batu cadas menjadi sebuah seni
Aku bukan pembuat candi
Karena aku belum mampu berdiri

Diatas Kanvas ku mulai mencoba bertitah
Memberi sedikit gosesan pada tiang tempat aku berpijak
Aku masih tak tau harus ku tarik dari mana kuas yang kugenggam
Karena aku masih terselimut takut akan kegagalan yang menanti didepan mata

Tuhan aku butuh petunjuk untuk melangkah
Saat mentari datang dan sebentar lagi menyapa
Karena aku masih tak tau kearah mana aku harus berjalan
Karena aku ingin berbuat sesuatu dan tak ingin diam ditempat

Malam ini sajadah tlah kubentangkan
Tahajjud dan Jutaan doa telah ku panjatkan
Semoga saat fajar datang
Secerca keburuntungan yang membuat ku bisa merasa bangga
Dan semoga apa yang terjadi nanti
Tak membuatku takabbur dan kufur nikmat
Atau terlampu terpuruk disaat aku kembali terjatuh


-->

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar anda.