Semakin dingin malam kurasa
Saat bulan coba terangi hati yang hampa
Walau tanpa angin yang menerpa
Namun terasa menusuk dan buyarkan asa
Saat ini ku butuh pengahangat
Mesiki telah kuselimuti diri dengan Kafan
Namun dinginnya malam masih menusuk dan
menembus tulang
Tak sadar hari baru tlah berganti
Pertanda sisa hidup sebentar lagi habis
Ku renungkan diri atas dosa yang tanpa
sadar telah terjadi
Aku memang pendosa yang tak pernah jera
dengan mimpi
Maafkan aku tuhan,, aku hanya penikmat
imaji
Tak bisa secepat itu ku ubah hayalan
menjadi mimpi
Tak pernah bisa ku gapai terang yang hiasi
hari
Dan tak bisa ku ubah kertas menjadi sebuah
ilusi
Aku hanya seorang pemahat prasasti
Pengukir batu cadas menjadi sebuah seni
Aku bukan pembuat candi
Karena aku belum mampu berdiri
Diatas Kanvas ku mulai mencoba bertitah
Memberi sedikit gosesan pada tiang tempat
aku berpijak
Aku masih tak tau harus ku tarik dari mana
kuas yang kugenggam
Karena aku masih terselimut takut akan
kegagalan yang menanti didepan mata
Tuhan aku butuh petunjuk untuk melangkah
Saat mentari datang dan sebentar lagi
menyapa
Karena aku masih tak tau kearah mana aku
harus berjalan
Karena aku ingin berbuat sesuatu dan tak
ingin diam ditempat
Malam ini sajadah tlah kubentangkan
Tahajjud dan Jutaan doa telah ku panjatkan
Semoga saat fajar datang
Secerca keburuntungan yang membuat ku bisa
merasa bangga
Dan semoga apa yang terjadi nanti
Tak membuatku takabbur dan kufur nikmat
Atau terlampu terpuruk disaat aku kembali
terjatuh
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tinggalkan komentar anda.