Saat kenyataan terpampang jelas dihadapan
Tingkah dan Lekuk tubuh bagai seorang pelacur mencari pemecah hasrat puaskan naluri
Terpontang-panting mengais dan mengais demi segenggam gandum yang selama ini menjadi mimpi
Halal haram tak jadi soal asalkan batin mereka terpuaskan
Mereka tak pernah takut akan dinginnya penjara
Mereka punya segalanya untuk merubah penjara menjadi istana
Badai hujatan cacian, makian terus menerjang
Namun mereka serasa kebal seperti terlindungi oleh tebalnya dinding-diding baja
Selit kata dan saling menghujat itu sudah biasa
Semua kawan sahabat bahkan kini telah menjadi lawan
Keadilan menjadi hal yang langka
Semua butuh setumpuk pemuas hasrat penguasa
Mereka seperti memainkan celana dalam bra dan vagina
Harga diri seolah sudah diperjual belikan
Wajar saja negeri ini tak pernah lepas dari ujian
Ini bukan cobaan tapi musibah karena keserakahan penguasa
Negeri ini bukan tempat bagi pencari keadilan
Negeri ini hanya boneka yang di setting oleh undang-undang yang melindungi orang perut penguasa
Kami yang berdiri hanya bisa meratap
Nasib kami ada pada setumpuk uang yang sampai sekarang hanya menjadi mimpi
Kami hanya bisa berbicara pada tembok yang yang menjulang tinggi
Pada langit luas yang seolah menghukum kami
-->
bagus fuisinya mas bro
ReplyDeletethanks sob.... :)
Deletebagus bagus bagus :)
ReplyDeletethanks sob... :)
Deletepostingan yg lumayan bagusnya kawan
ReplyDeleteterima kasih sudah berbagi
O.K.... sob....
Deleteblogwalking sob:)
ReplyDeletehttp://sen1budaya.blogspot.com
O.K
DeleteTulisannya kok bisa besar besar caranya itu gimana sih bang
Deletekunjungan siang kawan, selamat beraktifitas dan tetap sehat
ReplyDeleteterimakasih sudah berkunjung...
Deletemantap gan puisinya sangat bagus :)
ReplyDeleteterimakasih kawan...
Delete